Allah SWT telah berfirman: “Dan telah mengajarkan kepadamu
apa yang belum kamu ketahui, dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS.An-Nisaa’(4):113)
Nabi SAW telah bersabda:
“Barang siapa yang menempuh
jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke
surga.”
(Hadits diketengahkan oleh Muslim
2699 melalui Abu Hurairah RA)
Cukuplah menjadi mu’jizat bagimu di kalangan manusia bahwa engkau
adalah orang yang ummi dan dibesarkan dalam keadaan yatim.
Dia adalah orang yang telah disempurnakan keutamaan dan
kemuliaannya, kemudian dipilih sebagai seorang rasul oleh Pencipta semua
makhluk.
Nabi SAW memberikan pelajaran
melalui nasehatnya yang menggugah kalbu, seakan-akan beliau sedang memberikan
peringatan kepada kaumnya akan serangan musuh melalui sabdanya yang mengatakan:
“Musuh akan
datang menyerang kalian pada waaktu pagi atau petang hari.!” Dan
adalah Nabi SAW apabila memberi nasehat, suaranya terdengar bernada tinggi,
amarahnya memuncak dan kedua matanya kelihatan merah, sehingga tiada terdengar
di kalangan para hadirin kecuali hanya tangisan, jeritan, rintihan, keluhan,
rasa pedih dan perih, penyesalan, kekecewaan, tobat, kesadaran dan kembali ke
jalan-Nya.
Nabi SAW memberikan pelajaran
melalui khutbahnya yang tegas lagi menyentuh dalam barbagai munasabah
(event-event) ritual, maka ternyata khutbahnya penuh dengan petunjuk dan
cahaya, menambah iman dan mempertebal keyakinan.
Nabi SAW memberikan pelajaran
melalui fatwanya kepada orang yang bertanya kepadanya, maka ternyata beliau
adalah orang yang paling berpengetahuan, paling hebat dan paling tepat
jawabannya, dan paling mengenal hal yang paling bermashlahat bagi si penanya.
Nabi SAW memberikan pelajaran
melalui pesan dan nasehatnya yang menyentuh hati dan memenuhi jiwa dengan rasa
taqwa dan keshalihan.
Nabi SAW memberikan pelajarannya
melalui berbagai peribahasa yang telah dikenal dikalangan kebanyakan orang dan
menerangkan berbagai pengertian melalui hal-hal yang dapat dirasakan oleh indera
untuk mendekatkan pegertian dan melenyapkan kesulitan serta menghapuskan
praduga yang bukan-bukan.
Nabi SAW memberikan pelajarannya
melalui berbagai kisah yang menarik lagi indah hingga menyentuh jiwa dan
membangkitkan rasa kagum di dalamnya serta membuat para hadirin diam penuh
perhatian dan terpacu untuk memenuhinya.
Nabi SAW memberikan pelajarannya
melalui teladan yang hidup yang diperagakan oleh sepak terjangnya sendiri yang
harum dan akhlaqnya yang tinggi serta pekertinya yang agung dan telah
disepakati oleh orang-orang yang berakal keindahannya. Beliau paling disukai oleh
orang-orang yang bertaqwa dan sangat diminati untuk diikuti oleh para wali.
Mula-mula wahyu yang diturunkan
kepadanya adalah kalimat “Iqra..!” hal ini membuktikan akan besarnya
keutamaan ilmu dan berbobotnya pengetahuan. Allah memerintahkannya untuk
mengatakan dalam do’annya:
“Ya Tuhanku, tambakanlah
kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS.Thahaa(20):114)
Allah tidak memerintahkan
kepadanya untuk meminta tambahan, kecuali hanya ilmu, karena ilmu adalah jalan
untuk meraih ridha Allah, pintu kesuksesan dan jalan keberuntungan. Allah pun
telah menerangkan kepadanya bahwa Dia telah mengajari apa yang belum ia
ketahui, seperti pengetahuan keimanan, berbagai inspirasi rabbani, dan bakat
karunia ilahi. Allah telah berfirman kepadanya:
“Maka ketahuilah, bahwa tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah.” (QS.Muhammad(47):15)
Allah memulai wahyu-Nya dengan ilmu
sebelum ucapan dan pengamalan, sehingga jadilah Nabi SAW seorang yang menjadi teladan bagi para ulama
dan anutan bagi para penuntut ilmu dalam hal meraih tambahan ilmu yang
bermanfaat dan amal yang shalih,
Nabi SAW telah bersabda:
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu
yang diutuskan oleh Allah kepadaku untuk menyampaikannya adalah seperti hujan…”
(Hadits diketengahkan oleh
Bukhari 79 dan Muslim 2282.)
Untuk itulah, tugas paling besar
yang dibebankan padanya adalah mengajarkan Al-Qur’an dan hikmah (sunnah),
sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
“…dan mengajarkan kepada mereka
Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah.” (QS.Al-Baqarah(2):129)
Sehingga terlahirkanlah dari
kalangan para shahabatnya para ulama, orang-orang ‘alim, orang-orang bijak, ahli
tafsir, ahli hadits, ahli fatwa, ahli khutbah dan para murabbi, yang memenuhi dunia
ini dengan ilmu, hikmah, kebijakan dan pengetahuan.
Mereka semuanya menimba pengetahuan dari Rasulullah ada yang
menceduk dari lautan ilmunya dan ada pula yang meminumnya.
= Sponsor =
|
Nabi SAW telah menganjurkan untuk menimba ilmu, menyebarkan, dan mengajarkannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh sabdanya dalam haji Wada’:
“Hendaklah orang yang hadir
menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, karena banya orang yang menerimanya
tidak secara langsung lebih memahami daripada orang yang menerimanya secara langsung.”
(Hadits diketengahkanoleh Bukhari
1741, 7078 dan Muslim 1679 melalui Abu Bakrah RA.)
Nabi SAW telah bersabda:
“Semoga Allah membaguskan
seseorang yang telah mendengarkan ucapanku, lalu dia memahaminya, menghafalnya
dan menyampaikannya, karena banyak orang yang mengemban pengetahuan
menyampaikannya kepada orang yang akan lebih mengetahui darinya.”
(Hadits diketengahkan oleh
Tirmidzi 2658 melalui Abdullah bin Mas’ud RA. Lihat Kasyaful Khafa juz 2,
hal.423..)
Nabi SAW telah bersabda pula:
“Sampaikanlah oleh kalian
dariku meskipun hanya satu ayat.”
(Hadits diketengahkan oleh
Bukhari 3461 melalui ‘Abdullah bin ‘Amr RA.)
Adalah kehidupan Rasul SAW secara
keseluruhan dipenuhi dengan pengajaran kepada umatnya. Shalatnya, puasanya,
zakatnya, hajinya, dzikirnya kepada Tuhan, kalamnya, qiyamnya, duduknya, makan
dan minumnya, semua itu mengandung pelajaran dan keteladanan bagi orang yang beriman
kepadanya dan mengikuti petunjuknya.
Nabi SAW dalam pengajarannya
memakai cara bertahap. Beliau SAW tidak pernah mengajarkan kepada para
shahabatnya dengan cara sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit, sebagaimana
yang disebutkan dalam firman-Nya:
“(Al-Qur’an itu) telah Kami
turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada
manusia.” (QS.Al-Israa’(17):106)
Allah menjawab ucapan orang-orang
kafir:
“Mengapa Al-Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).”
(QS.Al-Furqaan(25):32)
= Sponsor =
|
Perintah ini diperagakannya melalui pengajaran yang diberikannya kepada para shahabatnya dan adalah Nabi SAW dalam menyampaikan pelajarannya, memulainya dengan masalah-masalah yang besar dan paling penting, kemudian hal yang dianggap penting. Beliau mengulang-ulang setiap masalah hingga benar-benar dipahami dan memberikan pelajarnnya melalui keteladanan yang dicontohkan oleh dirinya, seperti melakukan wudhu’ di hadapan orang banyak agar mereka mencontoh darinya. Beliau SAW shalat di hadapan mereka agar mereka mengejakan shalat seperti beliau melakukannya, sebagaimana yang disebutkan dalam sabdanya:
“Shalatlah kalian sebagaimana
kalian melihat aku melakukannya.”
(Hadits diketengahkan oleh
Bukhari 631 melalui Malik bin Huwairits RA.)
Dalam hajinya bersama mereka,
beliau memberi contoh melalui sabdanya:
“Hendaklah kalian mengambil
contoh manasik kalian dariku.”
(Hadits diketengahkan oleh Muslim
1297 melalui Jabir bin ‘Abdullah RA.)
No comments:
Post a Comment
Komentar