Allah SWT telah berfirman: “Dan telah mengajarkan kepadamu
apa yang belum kamu ketahui, dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS.An-Nisaa’(4):113)
“Yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka
Al-Kitab dan Al-Hikmah.” (QS.Ali ‘Imran(3):164)
“Dan Dia menjadikan aku seorang
yang berbakti di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku
(mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”
(QS.Maryam(19:31)
“Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al-Qur’an).” (QS.Al-A’raaf(7):157)
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami
mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan
dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi
cahaya yang menerangi.” (QS.Al-Ahzaab(33):45-46)
Rasul SAW adalah orang yang
memiliki hati paling berani. Cukuplah menjadi bukti bagi keberaniannya ialah
beliau tidak pernah lari dari satu pun medan pertempuran, tidak pernah mundur
dari peperangan dan tidak pernah surut dari perang tanding.
Tertawa yang sedang tak ubahnya
bagaikan balsem penawar bagi rohani, obat yang mujarab bagi diri seseorang dan
memberikan kesenangan kepada hati yang kepayahan sesudah jerih-payah dan kerja
yang melelahkan.
Menangis merupakan sikap yang utama manakala yang bersangkutan melihat
kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahan yang buruk. Menangis
merupakan perbuatan yang terpuji manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada
Tuhannya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Ambisinya dilahirkan dengan
kebersamaan dengan kelahirannya. Sejak kecilnya beliau SAW mempunyai jiwa yang
suci, selalu cenderung kepada utusan-urusan yang tinggi dan akhlaq-akhlaq yang
mulia. Beliau SAW tidak pernah merasa puas dengan keterbelakangan dan tidak
menyukai hal-hal yang rendah.
Nabi SAW adalah orang yang paling
banyak berdzikir kepada Tuhannya. Seluruh hidupnya hanyalah dzikir kepada
Tuhannya, dakwahnya dzikir, khutbahnya dzikir, malamnya dzikir, perjalanannya
dzikir dan mukimnya dzikir. Bahkan seluruh nafasnya hanya dzikir kepada
Tuhannya.
Mengingat beliau SAW adalah
seorang utusan Allah, pastilah beliau adalah orang yang paling penyantun,
paling lapang dadanya, paling lembut wataknya, paling baik akhlaqnya dan paling
penyayang dalam bergaul. Dia adalah seorang yang paling kuat mengekang
kemarahannya,
Nabi SAW adalah sosok yang
menakjubkan dalam hal rendah diri. Sifatnya yang rendah diri adalah sikap
seorang yang mengenal Tuhannya dengan rasa penuh segan kepada-Nya, merasa malu
kepada-Nya, mengagungkan-Nya, menghormati-Nya dengan penghormatan yang
semestinya, merasa tenang dengan-Nya, serta hinanya kedudukan, harta dan
pangkat.
Zuhud yang dilakukan oleh Nabi
SAW adalah zuhudnya seorang yang mengetahui bahwa dunia ini fana, cepat
sirnanya, sedikit bekalnya dan pendek usianya dan bahwa akhirat itu kekal
berikut dengan segala yang disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya dalam
kehidupan ini berupa kenikmatan yang selamanya,
Hal ini merupakan salah satu dari
realita yang dikutip oleh berbagai Hadits dan beredar dengan cepatnya bak
perjalanan mentari di siang hari musim semi. Adalah beliau SAW seorang yang
paling tegar hatinya sekokoh sebuah gunung, tidak pernah goyah dan berguncang,
tidak pernah takut terhadap ancaman dan bahaya,
Beliau SAW adalah makhluk Allah
yang paling mulia dan manusia yang paling dermawan. Telapaknya bak mendung yang
mengandung banyak kebaikan dan tangannya bak hujan yang deras menurunkan
kemurahannya.
Belum pernah ada seorang pun yang mendapat berbagai macam musibah,
kesulitan, penderitaan dan keadaan yang kritis, seperti yang telah di alami
oleh Nabi Muhammad SAW, sedang beliau tetap sabar dan tegar lagi mengharapkan
pahala semuanya dari Allah SWT.
Salah satu keistimewaan dari Masjid Jami' Pekuncen ialah adanya Bedug, yaitu alat bantu sebagai penanda masuknya waktu sholat pada jaman dahulu, keberadaan Bedug kala itu hanya dimiliki oleh Masjid-masjid besar yang menjadi panutan penduduk sekitarnya, namun seiring berkembangnya teknologi yang semakin canggih, Bedug ini tetap digunakan dalam waktu-waktu yang istimewa,
Masjid Jami' Pekuncen yang berdiri di Tegal Arum, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah bangunan peninggalan Islam yang dibuat Sunan Amangkurat I sebagai salah satu tempat penting untuk penyebaran Islam kala itu.
Beliau adalah orang yang paling benar perkataannya. Apa yang
dibicarakannya adalah haq, benar dan adil. Sepanjang hidupnya beliau tidak
pernah mengenal apa yang disebut dusta, baik saat sungguhan maupun saat
bergurau. Bahkan beliau mengharamkan dusta dan mencela pelakunya serta melarang
manusia berdusta.