Berita penyimpangan perilaku seksual di kalangan remaja terus saja bermunculan. Para remaja kita seakan tak terpengaruh dengan berbagai imbauan, larangan bahkan sanksi yang dilakukan berbagai aparat maupun para orang tua.
Berbagai contoh kejadian yang kemudian menjadi perhatian publik rupanya tak mempan bagi para remaja atau anak-anak untuk tidak melakukan perbuatan mesum. Tapi mereka tidak menggubris adanya kejadian-kejadian mesum yang dilakukan para remaja.
Penangkapan pelaku pesta seks di kalangan ABG tersebut memprihatinkan. Apa yang dilakukan para remaja di sekitar kita itu makin menambah daftar panjang perbuatan mesum yang dilakukan para remaja. Generasi kita rupanya sudah begitu jauh melanggar norma-norma etika bermasyarakat dan moralitas para ABG tersebut.
Persoalan penyimpangan perbuatan mesum itu bukan hanya untuk urusan penegakan hukum saja melainkan lebih dari itu ada tanggung jawab yang besar menyangkut perbaikan akhlak para generasi bangsa ini. Kalau untuk urusan hukum mungkin bisa selesai dengan menempatkan sanksi hukum bagi pera pelaku atau setidaknya dedengkotnya. Tapi apakah mereka kemudian mendapat jaminan tak akan melakukan perbuatan serupa di kemudian hari jika tanpa disentuh dengan perbaikan di sektor akhlaknya.
Peristiwa mesum atau pesta seks di kalangan remaja semacam itu seakan berlangsung tanpa henti, dari satu tempat ke tempat lain dengan pelaku dan modus yang berbeda. Bahkan tak jarang diikuti dengan pesta minuman keras, seperti yang terjadi di Kota ini. Remaja belasan tahun itu menikmati minuman keras jenis ciu. Hal inilah yang membuat kita mengelus dada, bagaimana generasi yang kita banggakan terjebak dengan perilaku negatif semacam itu.
Inilah tugas semua komponen bangsa ini untuk berkewajiban mendidik, memperbaiki akhlak para generasi bangsa. Jangan sampai perilaku mereka menyimpang. Mulai dari instansi terkait pemerintah, sekolah atau guru hingga di tingkat keluarga harus melakukan pengawasan lebih intensif kepada anak-anak sehingga memberikan peluang mereka terbiasa dengan perilaku yang baik.
Jangan sampai penyimpangan-penyimpangan di kalangan remaja itu bermunculan dari satu tempat ke tempat lain dengan modus dan cara yang berbeda. Kita semua harus bisa lebih jeli membentengi para remaja di sekitar kita untuk tidak terpengaruh dengan perilaku buruk. Apalagi pengaruh untuk berbuat buruk itu semakin gencar di kalangan para remaja dan anak-anak. Mulai dari kemudahan akses teknologi komunikasi yang tidak dimanfaatkan untuk hal-hal positif, pengaruh pertemanan dan lingkungan. Itulah semakin beratnya tantangan kita membentengi akhlak remaja kita.
No comments:
Post a Comment
Komentar